BNSPmerupakan badan independen yang bertanggung jawab kepada Presiden yang memiliki kewenangan sebagai otoritas sertifikasi personil dan bertugas melaksanakan sertifikasi kompetensi profesi bagi tenaga kerja. ALAMAT BNSP. Jl. MT Haryono Kav. 52 Jakarta Selatan, Indonesia 12780. 021-7992685. admin@bnsp.go.id. INFO. 2Tes Angkat Tubuh (Pull-up) 60 detik. Adapun prosedur pelaksanaan pengukuran tes angkat tubuh Pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang tunggal; Kriteria penilaian yang akan digunakan mengacu pada norma-norma yang telah dipakai dari setiap skor butir-butir dengan kategori (1) baik sekali, (2) baik, (3) sedang, (4) kurang berkaitan dengan teknik penulisan soal) dan editorial/bahasa (berkaitan dengan keseluruhan format dan keajegan editorial dari soal yang satu ke soal yang lain). Berdasarkan penilaian para ahli, bahwa tes hasil belajar teknik dasar passing bola voli yang disusun telah sesuai dengan kemampuan siswa dan sudah sesuai dengan indikator Penilaiandiarahkan untuk mengukur pencapaian Kompetensi Dasar (KD) pada Kompetensi Inti (KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4). 2. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu penilaian yang dilakukan dengan membandingkan capaian siswa dengan kriteria kompetensi yang ditetapkan. 7Langkah bagi Mengurangkan Berat Badan . 7 Langkah Bijak Mengurangkan Gula . Tangani Kemarahan. Teknik Mengangkat dan Mengalih Warga Emas (di Katil) Teknik Mengangkat dan Mengalih Warga Emas (di Kereta) Teknik Penggunaan Inhaler. Teknik Pernafasan. Teknik Urut Bahu dan Leher. Teknik-Teknik Relaksasi. Tip Kebersihan Mulut Bayi dan Kanak-kanak testertulis. 2. Penilaian Keterampilan 3. Teknik penilaian, yaitu tes praktik. 4. Instrumen penilaian, yaitu lembar pengamatan keterampilan. Hari / Tanggal : Alokasi Waktu : 1 x Pembelajaran Pembelajaran : 3 KD Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Pokok Penilaian 3.6 4.6 1. Menjelaskan variasi dan kombinasi pola gerak ofTp35. Bagaimana Teknik Penilaian Tes Angkat Badan – Bagaimana Teknik Penilaian Tes Angkat Badan? Teknik penilaian tes angkat badan adalah cara untuk mengukur kemampuan dan prestasi atlet dalam angkat beban. Ini adalah salah satu aspek penting dalam mengukur kinerja atlet yang berkompetisi. Ada berbagai teknik yang digunakan untuk menilai tes angkat badan. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknik penilaian berbasis kinerja. Ini adalah cara yang paling mudah dan efisien untuk mengukur kinerja atlet. Teknik penilaian berbasis kinerja melibatkan berbagai cara untuk menilai atlet. Salah satu cara untuk menilai adalah dengan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh atlet. Ini dapat dengan mudah dihitung dengan membagi jumlah berat badan yang dapat diangkat oleh atlet dengan jumlah berat badan atlet itu sendiri. Ini adalah cara yang paling umum digunakan untuk mengukur kemampuan dan kinerja atlet dalam angkat beban. Selain itu, teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet. Repetisi adalah jumlah kali seseorang dapat mengangkat berat badan yang diberikan. Ini bisa dengan mudah dihitung dengan membagi jumlah repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet dengan jumlah berat badan yang dapat diangkat. Teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa lama atlet dapat menahan berat badan. Ini adalah waktu di mana atlet dapat menahannya di atasnya. Hal ini bisa dengan mudah dihitung dengan mengambil rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh atlet untuk menahan beban di atasnya. Ada juga teknik lain yang dapat digunakan untuk menilai tes angkat badan. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknik penilaian berbasis pengamatan. Ini melibatkan pengamatan keterampilan atlet dan cara mereka melakukan gerakan. Dengan melakukan pengamatan ini, para pengamat dapat menilai keterampilan atlet dalam melakukan gerakan angkat beban. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan adalah cara yang paling efektif untuk menilai tes angkat badan. Ini adalah cara yang paling akurat untuk mengukur kinerja atlet dan membandingkan kinerja mereka dengan orang lain. Teknik penilaian ini juga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan atlet dan mengidentifikasi area untuk peningkatan. Dengan teknik penilaian ini, para atlet dapat meningkatkan kemampuan dan prestasi mereka lebih lanjut. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Bagaimana Teknik Penilaian Tes Angkat 1. Teknik penilaian tes angkat badan adalah cara untuk mengukur kemampuan dan prestasi atlet dalam angkat 2. Teknik penilaian berbasis kinerja melibatkan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh 3. Teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh 4. Teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa lama atlet dapat menahan berat 5. Teknik penilaian berbasis pengamatan melibatkan pengamatan keterampilan atlet dan cara mereka melakukan 6. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan adalah cara yang paling efektif untuk menilai tes angkat 7. Teknik penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan atlet dan mengidentifikasi area untuk peningkatan. Penjelasan Lengkap Bagaimana Teknik Penilaian Tes Angkat Badan 1. Teknik penilaian tes angkat badan adalah cara untuk mengukur kemampuan dan prestasi atlet dalam angkat beban. Teknik penilaian tes angkat badan adalah cara untuk mengukur kemampuan dan prestasi atlet dalam angkat beban. Penilaian ini dapat menyediakan informasi yang berguna tentang kualitas kondisi fisik dan kemampuan angkat beban yang dimiliki atlet. Penilaian ini juga dapat membantu dalam menentukan program latihan yang tepat agar atlet dapat mencapai kinerja puncaknya. Tes angkat badan biasanya melibatkan atlet yang harus mengangkat beban tertentu dari posisi berbaring ataupun dari posisi duduk. Beban yang diangkat bisa berupa barbel, dumbbell, atau beban lain yang disesuaikan dengan tujuan pelatihan tertentu. Beban ini harus ditanggung dengan teknik yang benar dan selesai dalam satu gerakan. Teknik penilaian tes angkat badan biasanya menggunakan skala seperti skala pengukuran kekuatan relatif RFS atau skala ranking angkat beban RWB. Skala RFS digunakan untuk mengukur seberapa besar kekuatan relatif yang dimiliki oleh atlet, sedangkan skala RWB mengukur seberapa baik atlet dapat menghadapi beban yang berbeda. Beberapa tes angkat badan juga menggunakan tes lain untuk mengukur kemampuan angkat beban. Beberapa contohnya adalah tes lompatan, tes putaran, tes waktu, tes grip, dan tes medan. Tes-tes ini digunakan untuk mengukur kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi atlet. Untuk memastikan hasil yang akurat, sebelum melakukan tes angkat beban, atlet harus melakukan latihan yang tepat dan benar. Ini penting agar atlet dapat menyesuaikan dirinya dengan beban yang harus ditanggung dan dapat menunjukkan performa yang baik. Selain itu, atlet harus mengikuti beberapa petunjuk yang disarankan oleh pelatih. Pelatih biasanya akan mengajarkan teknik yang benar untuk mengangkat beban dan menjelaskan cara terbaik untuk mengontrol kekuatan dan ketahanan tubuh. Setelah tes angkat beban selesai dilakukan, atlet harus memeriksa hasilnya. Hasil tes ini akan menunjukkan bagaimana atlet membandingkan kekuatannya dengan orang lain dan bagaimana atlet dapat meningkatkan kekuatannya. Hasil ini juga dapat digunakan untuk menentukan program latihan yang tepat bagi atlet. Dengan demikian, teknik penilaian tes angkat badan dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dan prestasi atlet dalam angkat beban. Penilaian ini dapat menyediakan informasi yang berguna tentang kondisi dan kemampuan angkat beban, dan juga dapat membantu dalam menentukan program latihan yang tepat. 2. Teknik penilaian berbasis kinerja melibatkan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh atlet. Teknik penilaian berbasis kinerja melibatkan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh atlet. Ini adalah cara yang populer untuk mengukur kekuatan dan kesehatan atlet. Prosedur ini biasanya digunakan untuk menilai kemampuan fisik atlet di berbagai tingkat, termasuk kejuaraan. Teknik penilaian berbasis kinerja mengukur berapa banyak berat badan yang dapat diangkat oleh atlet dalam waktu singkat. Angka ini kemudian dicocokkan dengan standar yang ditetapkan untuk menilai kemampuan atlet. Atlet harus dapat mencapai atau melebihi standar tertentu untuk mendapatkan nilai tertinggi. Atlet akan diuji dengan angkat badan tertentu. Hal ini bisa berupa beban yang terdiri dari barbel, dumbel, atau berat lainnya. Atlet harus mengulangi angkat beban ini sebanyak mungkin. Jumlah angkat yang dilakukan oleh atlet ini akan menjadi standar untuk menilai kemampuan fisik atlet. Setelah itu, para juri akan menghitung jumlah angkat yang dilakukan oleh atlet dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan. Jika atlet berhasil mencapai atau melebihi standar, mereka akan mendapatkan nilai tertinggi. Jika atlet tidak dapat mencapai atau melebihi standar, nilai yang mereka dapatkan akan rendah. Teknik penilaian berbasis kinerja ini bermanfaat bagi atlet karena memungkinkan mereka untuk mengetahui tingkat kesehatan dan kekuatan fisik mereka. Dengan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh atlet, para juri dapat dengan mudah menentukan apakah atlet dapat bersaing dengan atlet lain. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan teknik penilaian berbasis kinerja. Pertama, para juri harus memastikan bahwa standar yang ditetapkan adalah tepat dan dapat diikuti oleh semua atlet. Kedua, para juri harus memastikan bahwa berat badan yang digunakan untuk mengukur kinerja atlet adalah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Ketiga, para juri harus memastikan bahwa atlet memiliki waktu yang cukup untuk melakukan angkat badan. Teknik penilaian berbasis kinerja ini berguna bagi para atlet untuk menilai dan mengembangkan kemampuan fisik mereka. Dengan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh atlet, para juri dapat dengan mudah menentukan tingkat kemampuan fisik atlet. Namun, para juri harus memastikan bahwa standar yang ditetapkan tepat dan dapat diikuti oleh semua atlet. 3. Teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet. Teknik penilaian berbasis kinerja merupakan salah satu teknik penilaian yang banyak digunakan untuk menilai tes angkat badan. Pada teknik ini, tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi kinerja atlet yang diukur berdasarkan jumlah repetisi yang dapat mereka lakukan dalam jangka waktu tertentu. Artinya, jumlah repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet akan menjadi tolak ukur kinerja mereka. Teknik penilaian berbasis kinerja melibatkan beberapa komponen, termasuk menentukan desain tes angkat badan yang ingin digunakan, menentukan berapa banyak repetisi yang harus dilakukan oleh atlet, memilih metode pengukuran yang tepat, memilih kriteria penilaian, dan lainnya. Pada teknik penilaian berbasis kinerja, mengukur berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet menjadi hal yang sangat penting untuk menilai kinerja mereka. Repetisi adalah jumlah gerakan yang dapat dilakukan oleh atlet dalam jangka waktu tertentu. Untuk tes angkat badan, repetisi dapat diukur dengan menghitung berapa banyak kali atlet dapat berangkat dan kembali ke posisi awal. Dengan demikian, jumlah repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet akan menjadi tolak ukur kinerja mereka. Untuk mengukur jumlah repetisi, atlet harus melakukan berbagai tes angkat badan. Setiap tes harus memenuhi kriteria yang ditentukan sebelumnya. Setelah tes selesai, hasilnya akan dianalisis dan dinilai berdasarkan jumlah repetisi yang dapat dicapai oleh atlet. Dengan menggunakan teknik ini, pengamat dapat dengan mudah mengidentifikasi tingkat kinerja atlet dan mengetahui berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh mereka. Kesimpulannya, teknik penilaian berbasis kinerja merupakan teknik yang banyak digunakan untuk menilai tes angkat badan. Dengan teknik ini, tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi kinerja atlet dengan mengukur berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh mereka dalam waktu tertentu. Dengan menggunakan teknik ini, pengamat dapat dengan mudah mengidentifikasi tingkat kinerja atlet dan mengetahui berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh mereka. 4. Teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa lama atlet dapat menahan berat badan. Teknik penilaian berbasis kinerja adalah salah satu cara yang digunakan untuk menilai prestasi atlet dalam angkat badan. Teknik ini melibatkan mengukur berapa lama atlet dapat menahan berat badan. Teknik ini sering digunakan dalam kompetisi angkat berat untuk menentukan siapa yang memenangkan kompetisi. Teknik penilaian berbasis kinerja adalah salah satu yang paling umum digunakan ketika menilai kemampuan angkat badan. Dalam teknik ini, atlet melakukan angkat badan dengan berat tertentu. Setelah atlet berhasil mengangkat berat, dia akan diperintahkan untuk menahan berat badan untuk jangka waktu tertentu. Waktu maksimal yang diperbolehkan untuk menahan berat badan adalah tiga detik. Atlet yang dapat menahan berat badan untuk jangka waktu tersebut akan memenangkan kompetisi. Teknik penilaian berbasis kinerja juga memiliki beberapa keunggulan. Pertama, teknik ini dapat menentukan kemampuan angkat badan yang tepat dari atlet. Teknik ini juga memastikan bahwa atlet yang menang adalah yang terbaik. Kedua, teknik ini dapat menentukan kemampuan angkat badan yang tepat dari atlet dengan mengukur berapa lama mereka dapat menahan berat badan. Teknik ini juga memastikan bahwa atlet yang menang adalah yang paling kuat. Ketiga, teknik ini juga memungkinkan atlet untuk meningkatkan kemampuan mereka secara berkelanjutan. Dengan mengetahui berapa lama mereka dapat menahan berat badan, mereka dapat mengidentifikasi keterbatasan mereka dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan mereka. Namun, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi ketika menggunakan teknik penilaian berbasis kinerja. Pertama, teknik ini membutuhkan banyak waktu dan usaha untuk diimplementasikan. Kedua, teknik ini memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi. Ketiga, teknik ini mungkin tidak sesuai untuk semua jenis angkat badan, seperti angkat bahu dan angkat seluruh badan. Walaupun ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, teknik penilaian berbasis kinerja tetap merupakan salah satu yang paling umum digunakan untuk menilai kemampuan angkat badan. Dengan mengukur berapa lama atlet dapat menahan berat badan, teknik ini dapat memastikan bahwa atlet yang memenangkan kompetisi adalah yang terbaik. Teknik ini juga memungkinkan atlet untuk meningkatkan kemampuan angkat badan mereka dengan berkelanjutan. 5. Teknik penilaian berbasis pengamatan melibatkan pengamatan keterampilan atlet dan cara mereka melakukan gerakan. Teknik penilaian berbasis pengamatan adalah metode penilaian yang berbasis pada pengamatan keterampilan atlet dan cara mereka melakukan gerakan. Metode ini bergantung pada kemampuan pengamat untuk menilai gerakan atlet secara akurat. Teknik ini biasanya digunakan untuk menilai gerakan atlet dalam olahraga seperti teknik angkat besi, angkat badan, dan lompat tinggi. Salah satu alasan utama penggunaan teknik penilaian berbasis pengamatan adalah karena pengamat dapat secara langsung menilai gerakan atlet. Pengamat dapat dengan mudah mengamati kinerja atlet dan gerakannya. Ini menyediakan pengamat dengan informasi yang akurat dan berharga tentang keterampilan atlet. Selain itu, teknik ini memungkinkan pengamat untuk memberikan tanggapan yang tepat dan cepat. Selain itu, teknik ini juga memungkinkan pengamat untuk memberikan saran dan komentar yang bermanfaat untuk membantu atlet meningkatkan keterampilannya. Ketika menggunakan teknik penilaian berbasis pengamatan, pengamat harus memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan tentang gerakan yang dianalisis. Pengamat harus memahami aturan yang berlaku dalam olahraga dan jenis gerakan yang berlaku. Ini akan memastikan bahwa pengamat menilai keterampilan atlet dengan benar dan memberikan tanggapan yang tepat. Selain itu, pengamat juga harus memiliki kemampuan untuk mengamati gerakan dengan tepat. Pengamat harus dapat mengamati gerakan dengan teliti dan mengenali kesalahan dan keberhasilan atlet. Ini akan membantu pengamat menilai gerakan atlet dengan benar dan memberikan tanggapan yang sesuai. Di akhir penilaian, pengamat akan memberikan penilaian yang akurat tentang keterampilan atlet dan cara mereka melakukan gerakan. Dengan informasi ini, atlet akan dapat memahami lebih baik keterampilan mereka dan berusaha untuk meningkatkan kinerja mereka di masa depan. Dengan demikian, teknik penilaian berbasis pengamatan akan membantu atlet mencapai potensi maksimal mereka dalam teknik angkat badan. 6. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan adalah cara yang paling efektif untuk menilai tes angkat badan. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan adalah cara yang paling efektif untuk menilai tes angkat badan. Teknik ini memungkinkan tester untuk menilai performa dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan secara kualitatif dari setiap tester. Teknik ini juga memungkinkan tester untuk menilai tes angkat badan secara obyektif dan mengidentifikasi perbedaan antara berbagai tes angkat badan. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan mencakup tujuh langkah utama. Pertama, tester harus menentukan tujuan tes angkat badan. Tujuan tes angkat badan dapat berkisar dari evaluasi kesehatan umum, kondisi fisik, kondisi mental, kemampuan fisik, kemampuan melakukan aktivitas harian, kemampuan melakukan tugas fisik, hingga tujuan menilai kemampuan atletik. Kedua, tester harus memilih jenis tes angkat badan yang sesuai dengan tujuan tes angkat badan. Jenis tes angkat badan dapat berkisar dari tes kekuatan otot, tes kekuatan otot-otot punggung, tes daya tahan, tes kecepatan, tes keseimbangan, tes kekuatan kaki, hingga tes kekuatan lengan. Ketiga, tester harus menentukan target yang akan dicapai oleh tester selama tes angkat badan. Target dapat berkisar dari mempertahankan postur yang benar, menghitung jumlah angkatan yang dapat dilakukan dalam waktu tertentu, meningkatkan kekuatan otot, hingga meningkatkan daya tahan. Keempat, tester harus mendefinisikan nilai yang akan diterapkan pada setiap tes. Nilai dapat berkisar dari skor kualitatif untuk menilai performa, skor kuantitatif untuk mengukur kekuatan dan kelemahan, hingga skor komposit untuk menilai kinerja keseluruhan. Kelima, tester harus melakukan pengamatan dan evaluasi secara kualitatif. Pengamatan dan evaluasi ini dapat berkisar dari menilai keseimbangan, menilai postur, menilai kontrol gerakan, menilai kekuatan, hingga menilai daya tahan. Keenam, tester harus menerapkan skor kuantitatif untuk mengukur kemampuan tester. Skor kuantitatif ini dapat berkisar dari skor jumlah angkatan yang dapat dilakukan dalam waktu tertentu, skor jumlah angkatan yang dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama, skor kekuatan otot, hingga skor daya tahan. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan merupakan cara yang paling efektif untuk menilai tes angkat badan. Teknik ini memungkinkan tester untuk menilai performa secara kualitatif dan mengukur kemampuan secara kuantitatif. Dengan teknik ini, tester dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan secara obyektif dan menilai kinerja keseluruhan secara efektif. 7. Teknik penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan atlet dan mengidentifikasi area untuk peningkatan. Teknik penilaian adalah cara untuk menilai kemampuan seseorang atau kinerja suatu organisasi. Metode ini sering digunakan untuk menilai kemampuan atlet, seperti dalam hal teknik angkat beban. Teknik ini bertujuan untuk mengukur kemampuan fisik atlet, yang dapat membantu dalam perencanaan latihan dan program pelatihan. Saat melakukan teknik penilaian angkat beban, penting untuk memastikan bahwa atlet memiliki peralatan yang tepat, termasuk pakaian, sepatu, beban, dan perlengkapan lain yang tepat. Selain itu, atlet harus memiliki area yang aman untuk melakukan aktivitas angkat beban, dengan lantai yang kokoh dan tidak licin. Ini penting untuk memastikan bahwa atlet tidak mengalami cedera. Setelah memastikan bahwa atlet memiliki peralatan yang tepat dan berada di area aman, tahap selanjutnya adalah melakukan tes angkat beban. Teknik penilaian ini melibatkan atlet melakukan angkat beban dengan berbagai tingkat beban. Tingkat beban yang tepat ditentukan oleh pelatih, tergantung pada tujuan tes angkat beban. Setelah itu, pelatih akan menilai kemampuan atlet untuk menangani beban dengan mencatat jumlah berapa banyak angkat yang dapat dilakukan atlet selama tes. Ketika melakukan tes angkat beban, penting untuk memastikan bahwa atlet melakukan latihan dengan benar. Pelatih harus memastikan bahwa atlet menggunakan teknik yang benar, termasuk memastikan bahwa posisi tubuh, kaki, dan tangan atlet benar dan sesuai dengan standar. Pelatih juga harus memastikan bahwa angkat yang dilakukan atlet dilakukan dengan kecepatan yang tepat dan dengan kontrol yang tepat. Teknik penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan atlet dan mengidentifikasi area untuk peningkatan. Hal ini penting untuk menentukan mana yang perlu ditingkatkan atau dicapai oleh atlet. Dengan mengetahui area yang membutuhkan perbaikan, pelatih dapat menyesuaikan program pelatihan untuk membantu atlet mencapai tujuannya. Teknik penilaian angkat beban adalah salah satu cara yang paling efektif untuk mengukur kemampuan atlet. Dengan melakukan tes angkat beban, atlet dapat mengetahui seberapa baik mereka melakukan angkat beban dan mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan. Dengan cara ini, atlet dapat dengan efektif mencapai tujuan mereka dan meningkatkan kemampuan mereka. Teknik Penilaian Tes Angkat Badan untuk Peningkatan Pendidikan Teknik Penilaian Tes Angkat Badan dalam Pendidikan Tes angkat badan adalah latihan renang latihan dasar dalam pendidikan jasmani yang sering digunakan sebagai alat ukur kebugaran fisik seseorang. Pada umumnya, tes angkat badan dilakukan dengan menaikkan tubuh melalui dorongan lengan pada sebuah alat yang disebut bar paralel. Pada saat tes dilakukan, peserta diminta untuk mengangkat tubuhnya hingga ke atas sehingga terbebas dari kontak dengan bar paralel. Jumlah secara bertahap meningkat untuk menilai kekuatan dan kelincahan fisik peserta. Teknik penilaian tes angkat badan dapat diatur berdasarkan jumlah pengulangan yang diberikan dan kemampuan peserta dalam mengangkat tubuh mereka. Ada beberapa teknik penilaian dalam tes angkat badan, diantaranya teknik tes dengan metode jumlah pengulangan repetisi, metode jumlah waktu, metode penggunaan bobot tambahan, dan metode pencapaian tujuan. Pada metode jumlah pengulangan, peserta akan diminta melakukan sejumlah pengulangan angkat badan dengan posisi lengan yang dianjurkan. Jumlah pengulangan akan direkam dan dijadikan sebagai penilaian tingkat kebugaran fisik peserta. Semakin banyak pengulangan yang dapat dilakukan, semakin besar kekuatan fisik peserta. Sementara itu, pada metode jumlah waktu, peserta diberi waktu tertentu untuk melakukan angkat badan sebanyak-banyaknya. Kemampuan peserta untuk mengangkat badan dalam waktu yang lama dapat menjadi penilaian kelincahan fisik peserta. Metode penggunaan bobot tambahan akan menambahkan beban pada tubuh peserta saat melakukan angkat badan. Dengan menambah beban, peserta harus meningkatkan kekuatan fisik mereka untuk tetap dapat mengangkat badan mereka secara efektif. Terakhir, metode pencapaian tujuan digunakan untuk menilai kemajuan dalam latihan setelah beberapa kali pelatihan. Peserta akan diberi tujuan untuk dicapai dalam jumlah pengulangan, waktu, atau jumlah beban. Kemajuan dalam mencapai tujuan akan menunjukkan kemajuan peserta dalam kebugaran fisik. Secara keseluruhan, tes angkat badan tidak hanya memperbaiki dan meningkatkan kekuatan dan kelincahan fisik peserta, tetapi juga dapat membantu meningkatkan kesehatan dan memberikan kepercayaan diri dalam banyak aktivitas fisik yang melibatkan otot lengan dan otot perut. Melakukan tes angkat badan secara rutin memiliki manfaat jangka panjang bagi kesehatan fisik seseorang, dan teknik penilaian tes angkat badan yang benar dan efektif akan dapat membantu melacak kemajuan dan memotivasi peserta untuk lebih banyak berolahraga. Tes angkat badan adalah salah satu cara untuk menguji kekuatan fisik seseorang dengan mengangkat beban. Tes ini biasanya dilakukan oleh atlet atau olahragawan untuk melatih kekuatan angkat beban mereka. Bagi seorang pelatih, tes angkat badan menjadi salah satu kriteria penting dalam menilai perkembangan fisik dan performa atletnya. Ada dua jenis penilaian tes angkat badan, yaitu menggunakan jumlah repetisi ulangan dan menggunakan beban. Penilaian Tes Angkat Badan Menggunakan Jumlah Repetisi Ulangan Pada penilaian tes angkat badan menggunakan jumlah repetisi, atlet diuji seberapa sering mereka bisa mengangkat beban dalam satu set. Setiap repetisi dihitung hingga jumlah maksimal yang telah ditentukan oleh pelatih. Biasanya, hasil dari penilaian menggunakan repetisi dilakukan secara berulang-ulang agar dapat mendapatkan hasil yang akurat. Dalam pemilihan ulangan, pelatih dapat menyesuaikan jumlah repetisi berdasarkan kemampuan atlet. Penilaian menggunakan jumlah repetisi banyak digunakan dalam olahraga seperti angkat besi, crossfit, dan powerlifting. Penilaian Tes Angkat Badan Menggunakan Beban Pada penilaian tes angkat badan menggunakan beban, atlet diuji seberapa berat beban yang dapat mereka angkat dalam satu repetisi atau satu set. Pelatih biasanya menyesuaikan jumlah beban berdasarkan kemampuan atlet. Pada poin ini, teknik angkat yang tepat juga menjadi faktor penting dalam menentukan performa atlet. Karena jika teknik angkat tidak tepat, selain tidak mencapai performa yang diinginkan, angkat beban yang salah juga bisa berdampak pada cedera. Penilaian menggunakan beban banyak digunakan dalam olahraga seperti angkat besi, powerlifting, dan olahraga yang melibatkan penggunaan beban lainnya. Kesimpulannya, penilaian tes angkat badan terdiri dari dua jenis, yaitu menggunakan jumlah repetisi dan menggunakan beban. Dalam pemilihan jenis penilaian, pelatih dapat menyesuaikan berdasarkan kemampuan atlet dan jenis olahraga yang dijalankan. Hasil dari penilaian tes angkat badan sangat penting dalam menilai performa atlet dan berpengaruh pada pencapaian prestasi olahraga. Posisi Tubuh yang Tepat 1. Posisi Awal Mulailah dengan berbaring telentang di lantai atau pada alat bantu angkat badan yang disediakan, kepala menghadap ke atas. Kaki disilangkan dan tangan berada di belakang kepala dengan jari menyentuh tengkuk. 2. Hentikan gerakan angkat badan ketika pecut atau telapak kaki sudah vertikal. Bernafaslah dengan teratur dan jangan terburu-buru ketika mengangkat badan. 3. Setelah kepala melewati meja angkat, angkat bagian atas tubuh dan pinggul dari lantai dengan perlahan agar tubuh Anda tidak tercedera. 4. Setelah mencapai ketinggian maksimum, turunkan badan Anda kembali ke posisi awal dengan perlahan-lahan dan kontrol dengan baik gerakan itu Mengatur Nafas 1. Bernafaslah teratur saat melakukan tes angkat badan. Tarikan nafas dilakukan sebelum melakukan gerakan naik dan lewatkan nafas sewaktu turun ke posisi awal. 2. Tarik nafas saat tubuh Anda berada di posisi awal dan menekan tangan ke belakang kepala. 3. Tarik napas, kemudian angkat badan Anda dengan kaki tetap melurus, dan jangan bergerak mengepul saat mengeluarkan nafas. 4. Catat jumlah angkatan yang Anda mampu lakukan dan jumlah napas yang diambil bersamaan dengan itu. Gerakan Angkat Badan yang Benar 1. Gerakan angkat badan seharusnya difokuskan pada otot punggung bagian atas dan perut. 2. Jangan gunakan tangan untuk mendorong kepala ke atas atau membantu melakukan angkatan badan, karena hal ini akan mengurangi efektivitas dari tes angkat badan. 3. Berlatihlah dengan gerakan mengangkat badan secara lambat dan perlahan agar bisa merasakan bagaimana posisi tubuh dan posisi kaki tetap lurus ke atas. 4. Lakukan gerakan tersebut 5 set dengan 10 – 12 angkatan di masing-masing set-nya agar tubuh Anda terbiasa dan kuat dalam melakukan angkat badan. Menghindari Cedera 1. Jangan melakukan tes angkat badan sampai batas yang sangat tinggi atau memaksakan diri untuk melakukan angkatan lebih dari batas kemampuan otot. 2. Jangan melakukan tes ini jika memiliki masalah kesehatan seperti masalah punggung atau jantung. 3. Jangan melakukan tes ini sebelum pemanasan dan selalu atur waktu istirahat antara set latihan agar tubuh tidak kelelahan. 4. Lakukan tes ini di gym atau oefenruimte yang berpengalaman karena alat pengukur dan pengaturan tes biasanya ada di sana dan akan mengurangi resiko cedera. Pemanasan Sebelum melaksanakan tes angkat badan, Anda harus melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan dilakukan untuk menghindari cedera dan mengoptimalkan performa dalam tes. Pemanasan dapat dilakukan dengan melakukan gerakan-gerakan ringan seperti melakukan gerakan lengan dan kaki, jogging, atau melakukan peregangan. Persiapan Tes Setelah melakukan pemanasan, persiapan tes yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat atau peralatan yang akan digunakan, seperti alat angkat beban atau pull-up bar. Selain itu, pastikanlah bahwa anda beristirahat dengan cukup dan tidak makan terlalu banyak sebelum melaksanakan tes agar performa Anda optimal dalam tes angkat badan. Pelaksanaan Tes Setelah alat dan peralatan disiapkan, pelaksanaan tes dapat dimulai. Lakukan tes angkat badan dengan benar dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Pastikan untuk menggenggam alat dengan baik, mengatur pernapasan, dan menjaga postur tubuh selama bergerak naik turun dalam tes tersebut. Catat hasil tes untuk evaluasi performa Anda di masa yang akan datang. Pendinginan Setelah pelaksanaan tes selesai, jangan lupa untuk melakukan pendinginan. Pendinginan meliputi gerakan-gerakan ringan seperti jogging atau melakukan peregangan. Pendinginan dilakukan untuk mengurangi resiko cedera dan membantu mengembalikan detak jantung dan pernapasan ke kondisi normal. Jumlah Repetisi Ulangan atau Beban yang Diangkat Jumlah repetisi atau beban yang diangkat adalah salah satu faktor yang diukur dalam tes angkat badan. Jumlah repetisi yang dilakukan oleh peserta menentukan seberapa kuat dan tahan tubuh dalam mengangkat beban. Adapun besarnya beban yang harus diangkat juga menjadi patokan penilaian, karena semakin berat beban yang mampu diangkat, maka semakin kuat pula tubuh seseorang. Dalam penilaian tes angkat badan, jumlah repetisi atau berat beban yang diangkat akan berpengaruh pada penilaian nilai keseluruhan. Posisi Tubuh Posisi tubuh yang benar sangat penting dalam tes angkat badan, karena akan mempengaruhi kekuatan dan keseimbangan angkat badan. Posisi tubuh yang salah dapat mengakibatkan cedera dan kurangnya hasil yang maksimal dari tes angkat badan. Peserta diharapkan memiliki postur tubuh yang tegak, menyatu dengan beban yang diangkat, serta mampu mengontrol nafas dan denyut jantung ketika melakukan tes angkat badan. Gerakan Angkat Badan yang Benar Gerakan angkat badan yang benar sangat penting untuk menghindari cedera dan memastikan kinerja otot yang terbaik. Peserta diharapkan melakukan gerakan angkat badan dengan tepat, mengangkat beban dengan kekuatan otot, dan menggunakan area tubuh yang terlibat secara seimbang. Terdapat beberapa gerakan yang dapat dilakukan dalam tes angkat badan, di antaranya adalah pull-up, chin-up, dan push-up. Namun, tidak sedikit orang yang kurang melakukan gerakan secara benar sehingga merugikan diri sendiri. Waktu Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam tes angkat badan adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan test. Waktu yang diberikan biasanya tergantung pada jumlah repetisi yang ditentukan sebagai standar dalam penilaian. Peserta diharapkan mampu menyelesaikan tes angkat badan dalam periode waktu yang ditetapkan dan masih mampu menjaga kualitas gerakan serta kekuatan tubuh yang mendukung. Kepatuhan terhadap Aturan Tes Angkat Badan Kepatuhan terhadap aturan tes angkat badan juga menjadi faktor yang penting dalam penilaian hasil. Selama melakukan tes angkat badan, peserta diharapkan telah memahami dan melaksanakan aturan yang berlaku. Adanya kepatuhan terhadap aturan akan mempengaruhi kinerja peserta dalam tes angkat badan, serta menunjukkan kemampuan peserta dalam mengikuti instruksi dengan baik dan benar. 1. Meningkatkan Kesehatan dan Kebugaran Tubuh Salah satu kegunaan utama dari penilaian tes angkat badan adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh. Tes angkat badan dapat membantu mengukur kemampuan fisik seseorang dalam mengangkat beban tubuh sendiri dan membentuk otot-otot tertentu. Dengan melakukan latihan angkat badan secara teratur, maka otot-otot dalam tubuh akan menjadi lebih kuat, dan tubuh akan menjadi lebih bugar dan sehat secara keseluruhan. 2. Meningkatkan Kemampuan Atletik Penilaian tes angkat badan juga sangat berguna dalam meningkatkan kemampuan atletik. Atlet yang menguji kemampuan angkat badan mereka akan dapat mengetahui sejauh mana kemampuan fisik mereka dalam mengangkat beban tubuh sendiri dan akan dihasilkan program pelatihan yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan atletik mereka. Latihan ini juga membantu meningkatkan kekuatan, kecepatan, dan kelincahan atlet dalam olahraga mereka. 3. Menentukan Level Kesehatan Seseorang Penilaian tes angkat badan juga dapat membantu menentukan level kesehatan seseorang. Melalui tes angkat badan, dapat diketahui sejauh mana kemampuan seseorang dalam mengangkat beban tubuh sendiri dan dapat dihitung jumlah repetisi yang mampu dilakukan. Jumlah repetisi ini akan menunjukkan seberapa kuat dan sehat tubuh seseorang dalam mengatasi beban tubuhnya sendiri. 4. Menentukan Program Latihan yang Tepat untuk Setiap Individu Penilaian tes angkat badan juga dapat membantu menentukan program latihan yang tepat untuk setiap individu. Dengan melihat dari hasil tes angkat badan, personal trainer atau pelatih akan dapat menentukan program latihan yang sesuai dengan kemampuan fisik seseorang. Hal ini memungkinkan program latihan untuk menjadi lebih efektif dan membantu mencapai tujuan yang diinginkan dengan lebih cepat. 5. Menilai Kemajuan Program Pelatihan Tes angkat badan juga dapat membantu menilai kemajuan program pelatihan seseorang. Setelah menjalani program pelatihan yang telah ditentukan, tes angkat badan dilakukan untuk menentukan apakah terjadi peningkatan dalam kemampuan angkat badan seseorang. Dengan mengevaluasi kemajuan ini, pelatih dapat menyesuaikan dan mengubah program pelatihan untuk mencapai hasil yang lebih baik. 6. Menilai Kemampuan Fisik dalam Kehidupan Sehari-hari Tes angkat badan juga dapat memberikan gambaran tentang kemampuan fisik seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Melalui tes angkat badan, dapat diketahui sejauh mana kemampuan seseorang dalam mengangkat beban tubuhnya sendiri, seperti ketika harus membawa barang berat atau anak kecil. Hal ini sangat penting dalam menilai daya tahan dan kebugaran fisik seseorang dalam kehidupan sehari-hari. 7. Meningkatkan Kebahagiaan dan Kualitas Hidup Terakhir, penilaian tes angkat badan dapat meningkatkan kebahagiaan dan kualitas hidup seseorang. Melakukan latihan angkat badan secara teratur dapat meningkatkan rasa percaya diri, membantu menghilangkan stres dan kecemasan, serta meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Semua ini akan membantu meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan membuat mereka merasa lebih bugar, bahagia, dan sehat. Latar Belakang Instrumen pemanduan bakat cabang pencak silat adalah untuk memberi pedoman dan arahan dalam menjaring calon atlet pada cabang pencak silat dengan karakteristiknya. Dimana dalam pencapaian prestasi dipandang perlu adanya misi dan visi yang sama agar proses pembinaan berjalan dengan lancar baik ditingkat daerah maupun ditingkat Nasional. Aspek Antropometri Antropometri adalah suatu teknik atau cara untuk menentukkan dimensi bagian-bagian tubuh, dimana hasil antropometri memberikan gambaran atau perkiraan tentang bentuk, besar dan komposisi tubuh baik dalam keadaan normal maupun dikaitkan dengan lainnya. Biasanya besaran-besaran atau angka-angka tersebut secara individual maupun dalam kelompok mempunyai arti yang penting dalam usaha peningkatan prestasi olahraga khususnya Pencak Silat. Pada periode pembibitan atau lebih dikenal dengan istilah talent scouting’, ukuran tersebut memberikan gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan seorang calon atlet. Secara obyektif ini dapat dipakai untuk memberikan gambaran dini adanya kemajuan atau penyimpangan, karena proses latihan dan pembinaan. Untuk nomor-nomor Seni seperti Tunggal, Ganda dan Regu, perlu dicari juga tinggi dan berat badan yang ideal, mengingat dalam katagori ini sangat ditunjang pada penampilan dari luar, seperti kebenaran teknik, kebenaran logika gerak dan juga keseragaman gerak. Sebagai contoh pada ganda dan regu, akan menjadi catatan penting bila dicari atlet yang memiliki tinggi dan berat badan yang setara antara satu sama lainnya dalam satu kelompok. Sehingga diharapkan kekompokkan dan keserasian gerak akan lebih maksimal. Aspek Fisiologis Aspek Fisiologis pada cabang pencak silat yang dominan adalah disesuaikan sistem energi yang bekerja pada tiap katagori, untuk katagori tanding, kemampuan Anaerob lebih besar dari pada aerob dengan perbandingan kurang-lebih 60 40. Oleh sebab itu Komponen yang diharapkan dimiliki pada katagori tanding adalah Kecepatan, Reaksi, Kelincahan, Koordinasi, Kekuatan, Dayatahan dan ditunjang dengan komponen keseimbangan, kelentukkan, ketepatan. Untuk Katagori Tunggal dan Regu, sistem energi yang dibutuhkan antara anaerob dan aerob adalah 40 60, sehingga kemampuan Dayatahan, Stamina Power menjadi komponen penting. Sedang pada katagori Ganda sangat dibutuhkan komponen dayatahan, stamina, power, kecepatan reaksi, koordinasi dan kekuatan. Aspek Ketrampilan Dasar Aspek Ketrampilan Dasar yang dominan dimiliki atlet pencak silat, pada katagori tanding adalah Kemampuan Sikap pasang, Pola langkah, Tangkisan, Elakan, Serangan tangan, serangan kaki, menjatuhkan. Khusus untuk katagori ganda ditambah kuncian dan bukaan kuncian. Ketrampilan dasar yang dibutuhkan dalam pencak silat memang memiliki karakteristik tersendiri bila dibandingkan oleh cabang beladiri lainnya, mengingat Pencak Silat merupakan budaya bangsa, sehingga unsur seni’ dan budaya’ masih terus dipertahankan sesuai dengan katagorinya. Seorang pesilat tidak akan mendapat nilai dalam pertandingan bila tidak melalui proses sikap pasang, adanya pola langkah kemudian melakukan serang bela dan kembali kesikap pasang dalam satu rangkain yang tidak terpisahkan. Jadi aspek ketrampilan dasar tersebut menjadi mutlak dikuasai oleh calon pesilat agar dalam proses pembinaan ke tingkat yang lebih tinggi dapat berkesinambungan. Aspek Mental Emosional Aspek mental Emosional sangat dibutuhkan dalam olahraga beladiri, khususnya Pencak Silat, akan tetapi berbeda pada tiap katagori Untuk Katagori Tanding aspek mental yang dominan adalah, Percaya diri, Agresifitas, Persepsi Diri, dan Kebutuhan Berprestasi. Sedang untuk katagori Tunggal Percaya Diri, Persepsi Diri dan Motivasi. Untuk katagori Ganda Percaya Diri, Persepsi Diri, Empati Aspek mental dalam pencak silat tercantum dalam janji seorang pesilat pada Prasetia Pesilat Indonesia’, sehingga dalam pembinaannya seorang pesilat wajib memahami dan menjalankan prasetia pesilat tersebut. Instrumen Kemampuan Dasar Biomotor. Tes Antropometri. Pengukuran komposisi tubuh pada calon atlet meliputi Pengukuran Indeks massa tubuh, dan Pengukuran lemak tubuh. Pengkuran Indeks Masa Tubuh. Tujuan Untuk Mengetahui status Gizi calon atlet Pencak Silat. Fasilitas dan Alat 1. Mengukur Tinggi Badan meteran. 2. Mengukur Berat Badan Timbangan. Petugas 1. Pengukur Tinggi Badan. 2. Pengukur Berat Badan. 3. Pencatat Skor. Pelaksanaan Pengukuran Tinggi Badan Calon atlet berdiri tegak tanpa alas menghadap lurus ke depan, Posisi kelapa tegak, pandangan mata horizontal. Kepala, bahu, siku, pinggul dan tumit menempel pada dinding. Kemudian diukur dari bawah sampai kepala. Pengukuran Berat Badan Peserta calon atlet berdiri di atas timbangan dengan memakai baju seringan mungkin tanpa alas, untuk putra telanjang dada. Berat badan ditimbang dengan alat timbangan yang standart. Penilaian Skor tinggi badan dicatat dalam satuam cm, dengan ketelitian cm. Skor berat badan dicatat dalam satuam kg, dengan ketelitian kg. Penilaian Indeks Massa Tubuh atau Body mass Index BMI dapat ditentukan dengan cara menggunakan rumus sebagai berikut BB Kg BMI = ________________ TB m2 Keterangan BMI Body mass Index Indek Masa Tubuh BB Kg Berat Badan dengan satuan kg. TB cm2 Tinggi badan dengan satuan M kuadrat Contoh Berat badan Lamech 55 Kg, dan Tinggi Badan M, maka Indeks masa tubuh BMI = Hasil perhitungan ini selanjtnya dikonversikan pada table 1. Tabel 1. Norma Persentasi Lemak Tubuh Calon Atlet Pencak Silat. Katagori Skor Putra Putri Kurang 1 20 % > 30 % Kemampuan Kecepatan Tujuan Untuk Mengetahui kemampuan kecepatan berlari calon atlet Pencak silat. Fasilitas dan Alat 1. Lintasan lari 20 meter. 2. Stop Watch. 3. Pluit/bendera. Petugas 1. Pengukur Waktu tempuh. 2. Pencatat Skor. Pelaksanaan Calon atlet berdiri di belakang garis start, dengan sikap star melayang, saat aba-aba ya’ calon berlari secepat-cepatnya sampai melewati garis finish. Penilaian Skor diperoleh dengan catatan waktu yang tercepat mulai dari aba-aba ya’ sampai finish, setiap calon diberi kesempatan 3 kali dan diambil waktu yang terbaik. Kemampuan Kelincahan Tujuan Untuk Mengetahui kemampuan kelincahan calon atlet Pencak silat. Fasilitas dan Alat 1. Lintasan lari 10 x 10 meter. Watch. Petugas 1. Pengukur Waktu tempuh. 2. Pencatat Skor. Pelaksanaan Calon atlet berdiri di belakang garis start A, dengan sikap star melayang, saat aba-aba ya’ calon berlari secepat-cepatnya sampai melewati titik B menuju ketitik C, kembali ke titik B terus berlari ketitik D, kembali lagi ketitik B, dan dilanjutkan ketitik E dan lari kembali ketitik B terus mengarah ketitik garis finish A. Penilaian Skor diperoleh dengan catatan waktu yang tercepat mulai dari aba-aba ya’ sampai finish, setiap calon diberi kesempatan 3 kali dan diambil waktu yang terbaik. Tes Modifikasi Boormerang Run Keterangan ; AB = BC = BD = BE = 5 meter 4. Tes Kemampuan Power Lengan Tujuan Untuk Mengetahui kemampuan dayaledak otot lengan calon atlet Pencak silat. Fasilitas dan Alat 1. Bola medicine 1 Kg. 2. Meteran. Petugas 1. Pengukur Jarak. 2. Pencatat Skor. Pelaksanaan Calon atlet duduk sejajar tembok, dengan sikap kaki rileks dan punggung menempel pada dinding, Bola medicin dipegang dengan dua tangan berada di depan dada atlet, kemudian melontarkan bola sejauh-jauhnya. Penilaian Skor diperoleh dengan catatan jarak yang terjauh saat bola jatuh pertama kali dengan satuan cm, setiap calon diberi kesempatan 3 kali dan diambil jarak yang terbaik. Kemampuan Kelincahan lari Bolak-balik Tujuan Untuk Mengetahui kemampuan kelincahan calon atlet Pencak silat. Fasilitas dan Alat 1. Lintasan lari 5 x 5 meter. 2. Stop Watch. 3. Pluit/bendera. Petugas 1. Pengukur Waktu tempuh. 2. Pencatat Skor. Pelaksanaan Calon atlet berdiri di belakang garis start A, dengan sikap star melayang, saat aba-aba ya’ calon berlari secepat-cepatnya sampai melewati titik B, kembali ke titik A terus berlari ketitik B, Sebanyak 3 kali dititk A dan 3 kali titik B Penilaian Skor diperoleh dengan catatan waktu yang tercepat mulai dari aba-aba ya’ sampai finish, setiap calon diberi kesempatan 3 kali dan diambil waktu yang terbaik. 0 0 0 0 A B 0 0 0 0 5 Meter Gambar 2. Tes Lari bolak balik Stutle Run Keterangan ; AB = 5 meter 6. Tes Kemampuan Koordinasi Mata-Kaki Tujuan Untuk Mengetahui kemampuan koordinasi mata-kaki calon atlet Pencak silat. Fasilitas dan Alat 1. Lapangan berdinding 2. Stop watch 3. Bola sepak Petugas 1. Pengukur Jarak. 2. Pencatat Skor. Pelaksanaan Koordinasi pengambilan datanya dengan mengukur kemampuan mengkoordinasi antara mata-kaki, dengan menggunkan soccer wall volley. Dimana testee melakukan tendangan bola ke dinding dengan sasaran dibuat pada dinding sepanjang meter dengan tinggi meter. Daerah pembatas untuk melakukan tendangan ditandai pada lantai dengan ukuran meter x meter didepan daerah sasaran, jarak menendang meter. Tes dilakukan sebanyak 3 kali dengan masing-masing waktu selama 20 detik. Penilaian Skor dihitung dari semua tendangan yang berhasil dilakukan oleh testee dari semua tendangan yang berhasil dilakukan. Tes ini memiliki nilai reliabilitas sebesar dan validitas diasumsikan dengan face validity.. meter Dinding meter meter meter meter Gambar 3. lapangan Tes Koordinasi 7. Tes Kemampuan Koordinasi Mata-Tangan Tujuan Untuk Mengetahui kemampuan koordinasi mata-tangan calon atlet Pencak silat. Fasilitas dan Alat 1. Lapangan berdinding 2. Stop watch 3. Bola basket Petugas 1. Pengukur Jarak. 2. Pencatat Skor. Pelaksanaan Koordinasi pengambilan datanya dengan mengukur kemampuan mengkoordinasi antara mata-kaki, dengan menggunkan pass basket ball. Dimana testee melakukan lemparan bola ke dinding dengan sasaran Jarak meter. Tes dilakukan sebanyak 3 kali dengan masing-masing waktu selama 20 detik. Penilaian Skor dihitung dari semua tendangan yang berhasil dilakukan oleh testee dari semua tendangan yang berhasil dilakukan. Tes ini memiliki nilai reliabilitas sebesar dan validitas diasumsikan dengan face validity.. meter Dinding meter meter 4..23 meter meter Gambar 4. Lapangan tes koordinasi 8. Tes Kelentukkan Duduk dan Jangkau Tujuan Untuk Mengetahui kemampuan kelentukkan batang tubuh Dan sendi panggul calon atlet Pencak silat. Fasilitas dan Alat Bangku berskla cm Petugas 1. Pengukur Jarak. 2. Pencatat Skor. Pelaksanaan Calon atlet duduk dilantai dengan posisi kedua lutut lurus. Didepan alat sebuah bangku yang berskala cm. Kedua tangan dengan jari tangan lurus ke depan sejajar lantai. Kedua tangan dijulurkan ke depan secara perlahan-lahan sejauh mungin. Tes ini dilakukan dua kali secara berturut-turut. Penilaian Skor terbaik dari dua kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan cm. Hasil yang diperoleh dikonversikan pada tabel norma berikut. Tabel 2. Norma Sit and Reach untuk usia 15-17 tahun Katagori Usia Untuk Putra Usia Untuk Putri 15 16 17 15 16 17 Sangat baik > > > >20 > >22 Baik Cukup Kurang Sangat Kurang > > >20 > >22 Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 929 >851 >1054 >1039 Tabel 5. Norma lari Km untuk Perempuan Katagori Usia 14 15 16 17 Sangat Baik 811-701 823-659 828-708 820-652 Baik 931-812 945-824 941-829 941-821 Cukup 1058-932 1120-946 1108-942 1059-942 Kurang 1210-1059 1248-1121 1232-1109 1230-1100 Sangat Kurang >1211 >1249 >1233 >1231 19. Tes Lari Multitahap Tujuan Untuk mengukur kapasitas aerobik atau VO2max. Fasilitas dan alat 1. Meteran, 2Lintasan yang datar, dan 3Kaset Bleep tes dan tape recorder. Pelaksanaan Panjang lapangan 20 meter dan diberi tanda pada keujungnya, peserta tes lari menempuh jarak 20 meter setelah ada tanda tut’ dan kembali ke ujung stunya setelah tanda tut’ berikutnya. Kecepatan lari pada menit pertama disebut tahap I, kecepatan kedua tahap 2 dan seterusnya. Masing-masing level berlangsung kurang lebih selama 1 menit dan rekaman pita berlangsung meningkat sampai ke tahap 21. Akhir setiap lari bolak-balik ditandai dengan sinyal tut’ Penilaian Atlet melakukan semaksimal mungkin, jumlah terbanyak dari level dan balikan sempurna yang berhasil diperoleh dicatat sebagai peserta tes. 20. Pengukuran Anaerobik lari 300 Meter atau 400 meter. Tujuan Untuk mengukur kapasitas anaerobik. Fasilitas dan alat 1. Meteran. 2Lintasan yang datar,dan 3Stopwatch Pelaksanaan Dengan menggunakan start melayang, setelah diberi aba-aba oleh petugas, peserta tes lari menempuh jarak 300 meter atau 400 meter secepatnya. Jarak disesuaikan pada kondisi setempat. Penilaian waktu yang tercepat selama menempuh jarak 300 meter atau 400 meter. B. Instrumen Kemampuan Dasar Pencak Silat. 1. Pengukuran Penampilan Ketrampilan Pencak Silat. Tujuan Untuk Mengetahui Penampilan ketrampilan pencak silat atlet Untuk Teknik Tendangan Lurus, samping dan sabit Peralatan 1. Sabuk/tali 2. Meteran 3. Tiang setinggi 2 meter 2buah/diganti orang utk memegang. Petugas 1. Pengukur ketinggian 2. Pencatat 3, Penjaga tiang. Pelaksanaan Atlet bersiap-siap berdiri di belakang sabuk dengan jarak 60 cm putri dan 90 cm putra secara horisontal dan dengan ketinggian 75 cm putri dan 100 cm putra. Kemudian melakukan tendangan ditempat dimana teknik tendangan harus melewati sabuk/tali, tanpa menyentuh, setiap tendangan yang menyentuh sabuk/tali akan dikurangi 1. Setiap atlet melakukan tendangan secara berturut-turut sebanyak 10 tendangan untuk kaki kanan dan 10 tendangn kaki kiri. Pelaksanaan dapat dilakukan 3 kali dan diambil nilai tertinggi. Penilaian Skor berdasarkan jumlah penampilan atlet berdasarkan kisi-kisi instrumen dan dikurangi nilai kesalahan dalam menendang bila menyentuh tali. Indikator dalam tes ini adalah 1 Posisi Sikap pasang ;2Angkatan ; 3saat melepas tendangan/lintasan ; 4 kembali ke sikap pasang. Kisi-kisi Instrumen Pengukuran Penampilan Ketrampilan Pencak Silat No Indikator Tendangan Lurus/ samping/ Sabit 6 7 8 9 10 1 Posisi Sikap pasang awal 2 Lutut diangkat trelebih dahulu lk 100 derajat 3 Posisi badan saat angkatan kaki dalam keadaan seimbang 4 Melepaskan kaki dengan keadaan lurus 5 Posisi badan saat lepasan kaki dalam keadaan seimbang 6 Posisi kedua tangan merapat dengan badan 7 Menarik kaki dengan lutut merapat lk 1000 8 Posisi badan saat lutut merapat seimbang 9 Posisi kedua tangan di depan dada 10 Kembali kesikap pasang dalam keadaan seimbang Tabel Penilaian Nama …………………………………… Umur …………………………………… Jenis Kelamin Laki-laki/Perempuan Teknik Tendangan Lurus Ka. Lurus Ki Samping Ka Samping Ki Sabit Ka Sabit ki Nilai Pengurangan Total Penilai I Penilai II Penilai III Tabel 3. Penilaian Penampilan Ketrampilan Atlet yang disarankan Katagori Putri Putra Baik Sekali 80 – 100 85 – 100 Baik 71 – 79 74 – 84 Cukup 66 – 70 68 – 73 Kurang 56 – 65 61 – 67 Kurang Sekali > 55 > 60 2. Pengukuran Kecepatan Tendangan Pencak Silat. Tujuan Untuk Mengetahui Kemampuan Kecepatan Tendangan pencak silat atlet Untuk Teknik Tendangan Lurus, samping dan sabit Peralatan 1. Sandsack diharapkan 50 Kg/target Hand Box 2. Meteran 3. Stop Watch Petugas 1. Pengukur ketinggian sandsack/target. 2. Pencatat waktu 3, Penjaga sandsack Pelaksanaan Atlet bersiap-siap berdiri di belakang sandsack/target dengan satu kaki tumpu berada dibelakang garis sejauh 50 cm putri 60 cm putra. Pada saat aba-aba Ya’, atlet melakukan tendangn dengan kaki kanan dan kembali ke posisi awal dengan menyentuh lantai yang berada dibelakang garis, kemudian melanjutkan tendangn kanan secepat-cepatnya sebanyak-banyaknya selama 10 detik. Demikian juga dengan kaki kiri. Pelaksanaan dapat dilakukan 3 kali dan diambil waktu yang terbaik dengan ketinggian Sandsack/target 75 cm putri dan 100cm putra. Penilaian Skor berdasarkan waktu tercepat penampilan atlet Formulir Penilaian Kecepatan tendangan. Nama ………………………………….. Umur ………………………………….. Jenis Kelamin Laki-laki/Perempuan Teknik Tendangan Lurus Ka. Lurus Ki Samping Ka Samping Ki Sabit Ka Sabit ki Penampilan 1 Penampilan 2 Penampilan 3 Penilai I Penilai II Penilai III Tabel 4. Penilaian Kecepatan Tendangan Ketrampilan Atlet Katagori Putri Putra Baik Sekali > 24 > 25 Baik 19 – 23 20 - 24 Cukup 16 – 18 17 - 19 Kurang 13 – 15 15 – 16 Kurang Sekali 28 > 30 Baik 23 – 27 25 – 29 Cukup 18 – 22 20 – 24 Kurang 14 – 17 15 – 18 Kurang Sekali 40 > 50 Baik 35 - 39 40 - 49 Cukup 29 - 34 36 - 39 Kurang 23 - 28 30 - 35 Kurang Sekali < 22 < 39 Pemilihan Instrumen Tes Dalam proses pembinaan mengambilan data merupakan keharusan untuk melihat kondisi awal hingga proses perkembangan, dengan pengukuran dan evaluasi dapat memiliki beberapa tujuan, diantaranya dapat menentukkan status, klasifikasi, seleksi, bimbingan dan diagnosis, motivasi, pemeliharaan hasil, kelengkapan pengetahuan, kegiatan penelitian. Akan tetapi tidak semua tujuan cocok untuk segala situasi sepanjang waktu. Evaluasi adalah proses penentuan ukuran atau nilai dari data yang terkumpul. Juga dapat dikatakan bahwa Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan atau program telah tercapai. Dari pengertian ini maka antara penilaian dengan evaluasi hampir sama, bedanya dalam evaluasi berakhir dengan pengambilan keputusan sedangkan penilaian hanya sebatas memberikan nilai dan evaluasi yang tanpa tujuan akan menjadi suatu kegiatan yang tidak bermakna dan tentu saja hal itu tidak dapat dibenarkan. Oleh sebab itu pengukuran dan evaluasi harus mempunyai tujuan. Agar evaluasi efektif pengukuran harus dilakukan dengan tujuan yang jelas, sebelum tes dikelola kita harus mengetahui tujuan atau sasaran yang hendak dicapai jika kita ingin mengevaluasi hasil tes terhadap tujuan. Dalam evaluasi sasarannya harus jelas jika tidak, maka akan berakhir dengan sebuah percobaan yang tanpa arah dan tujuan. Pengukuran dan evaluasi harus dilakukan dan diawasi oleh orang-orang terlatih. Tidak setiap orang dapat mengelola program evaluasi dengan baik. Merupakan suatu hal yang sangat serius jika pengukuran dan evaluasi diserahkan kepada orang yang tidak terlatih, lebih-lebih jika keputusan yang akan dibuat adalah merupakan suatu keputusan yang sangat penting bagi anak didik. Jika kemampuan awal tidak diukur, kita tidak akan mengetahui sejauh mana keberhasilan mereka. Kita tidak mungkin menyusun program yang dibutuhkan atlet jika tidak kita ketahui dari mana mereka memulai. Selalu menggunakan tes yang valid, reliabel dan seobyektif mungkin. Kita harus selalu menggunakan tes yang baku. Tes yang baik adalah tes yang mengukur apa yang hendak diukur valid, hasil tes harus menunjukkan skor yang konsisten jika dilakukan orang yang sama pada giliran yang lain reliabel dan hasil tes harus menunjukkan hasil yang sama tanpa menghiraukan siapa yang melakukan pengetesan obyektif. Buku ini sebagai pedoman Instrumen Pemanduan Bakat cabang Pencak Silat, semoga dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya di daerah, mengingat perkembangan Pencak Silat ditingkat daerah dan nasional semakin pesat, lebih-lebih perkembangan Pencak Silat di Manca Negara, semoga Perkembangan kita tidak tertinggal dari mereka yang baru belajar pencak silat. Adapun pemilihan instrumen yang disarankan untuk cabang Pencak silat No Komponen Intrumen TES BIOMOTORIK Antropometri Indeks Massa Tubuh Kecepatan 20 Meter 30 Meter Kelincahan Lari Modifikasi Boomerang Lari Bolak balik Stutle run Koordinasi Memantulkan bola sepak ke dinding Memantulkan bola basket ke dinding Kelentukkan Duduk dan jangkau Sit and reanch Angkat Badan ke atas Trunk Extention Kekuatan Sit Up Push Up Power Lempar Bola Shoot Put Loncat Tegak vertical jump Lompat depan tanpa awalan Lompat tiga kali Dayatahan Aerob Lari 15 Menit Lari KM Multitahap Anaerob Stamina Lari 300 Meter Lari 400 Meter TES KETRAMPILAN Kemampuan Dasar Penampilan Ketrampilan Pencak Silat Kecepatan Tendangan Tendangan sabit 10 detik kanan dan kiri Tendangan lurus 10 detik kanan dan kiri Tendangan samping 10 detik kanan dan kiri Kelincahan Tendangan Tendangan sabit kanan kiri 15 detik Tendangan samping kanan kiri 15 detik Koordinasi Tendangan Serangan beruntun selama 30 detik solospel Pilihan Instrumen dapat dipilih sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan yang diharapkan. Bagaimana teknik penilaian tes angkat tubuh? Untuk skor hasil tes angkat tubuh dihitung dengan menjumlahkan jumlah angkatan tubuh yang dilakukan dengan benar selama 30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra. Adapun untuk setiap gerakan angkat tubuh yang tidak benar diberi nilai 0. Bagaimanakah gerakan Melakukan Tes gantung angkat tubuh? Sikap awal berdiri di bawah palang tunggal. Kemudian meloncat sendiri atau dibantu teman untuk bergantung pada palang tunggal. Angkat badan menggunakan kedua tangan hingga dagu melewati palang. Badan diturunkan kembali ke posisi semula. Bagaimanakah pelaksanaan tes kebugaran angkat tubuh atau pull-up? Mengangkat tubuh dengan membengkokkan kedua lengan, sehinggadagu menyentuh atau berada di atas palang tunggal kemudian kembali ke sikap permulaan. Gerakan ini dihitung satu kali. Selama melakukan gerakan, mulai dan kepala sampai ujung kaki tetapmerupakan satu garis lurus. Apa tujuan dari tes angkat beban? Tes Angkat Tubuh pull-up, tujuan dari tes kebugaran jasmani ini adalah untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan otot bahu. Bagaimana cara teknik pengukuran latihan kebugaran jasmani? Lari cepat 50 meter. Tujuan tes ini adalah untuk mengukur lari seseorang. Tes gantung angkat tubuh putra dan gantung siku putri Tes baring duduk sit up Loncat tegak. Lari jarak menengah. Apa yang menjadi tujuan dari tes angkat tubuh 30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra? b. Aktivitas tes angkat tubuh 30 detik untuk puteri dan 60 detik untuk putera. 1 Tujuan mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan otot bahu. Bagaimanakah cara melakukan tes gantung siku tekuk? Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas sampai mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin. Lamanya wakti saat bergantung tersebut dicatat sebagai hasil. Sebutkan langkah langkah angkat badan brainly? Jawaban Genggam dengan kuat barbell, tarik napas dalam, condonkan badan ke depan dari pinggul sambil menjaga tulang belakang lurus. Pelaksanaan Tes gantung angkat tubuh selama berapa? a. Tes gantung angkat tubuh 60 detik, untuk putra 1 Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahan otot lengan dan bahu. Apa alat yang dibutuhkan dalam melakukan tes angkat? b. Alat dan fasliltas 1 lintasan lari meter untuk putra dan 800 meter untuk putri; 2 stopwatch; 3 bendera start; 4 peluit; 5 tiang pancang; 6 alat tulis. Apa saja bentuk bentuk tes kebugaran jasmani? Tes daya tahan jantung dan paru-paru. Daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu bekerja dalam waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan berlebihan. Tes daya tahan otot. Tes kelenturan. Tes kekuatan. Tes kelincahan. 3 Apa saja peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tes pull up? palang sejajar. palang tunggal. palang besi. Apa tujuan dari melakukan tes loncat tegak? Tujuan dari loncat tegak adalah untuk mengukur daya ledak tenaga eksplosif seseorang. Gerakan dalam tes ini adalah peserta mengambil awalan sikap menekuk lutut dan kedua tangan diayun ke belakang. Peserta kemudian meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat. Apa tujuan utama dari latihan kebugaran jasmani? Tujuan utama latihan kebugaran jasmani adalah menjaga kesehatan. Bila dilakukan secara rutin, hal ini dapat membuat tubuh lebih sehat dan bugar. Dengan tubuh yang sehat dan bugar, maka aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan lancar. Apa fungsi dari tes kebugaran jasmani? Menurut Sugiono, 201032-35, disebutkan bahwa tes kesegaran jasmani memiliki 6 fungsi, yaitu a. Mengukur kemampuan fisik seseorang. b. Menentukan status kondisi fisik seseorang. c. Menilai kemampuan fisik seseorang sebagai salah satu tujuan pengajaran pendidikan jasmani d. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tes dan pengukuran kebugaran jasmani? Jawaban. Jawaban Dalam konteks kebugaran jasmani, tes merupakan suatu bentuk pengukuran untuk menilai kemampuan aktivitas jasmaniah. Sedangkan pengukuran kebugaran jasmani merupakan proses pengumpulan data atau informasi dari suatu objek tertentu. Bagaimana cara mengukur kecepatan seseorang? Untuk mengukur kecepatan, Anda harus mengetahui jarak yang ditempuh objek dan waktu tempuh, kemudian menghitung kecepatan dengan membagi jarak dengan waktu. Apakah yang menjadi tujuan dari tes lari cepat 60 meter? Tes lari 60 meter pada tes kebugaran jasmani bertujuan untuk mengukur kecepatan lari mahasiswa. Alat yang digunakan pada tes lari 60 meter terdiri dari bendera, tiang, peluit, stopwatch, kapur, dan formulir. Apa tujuan melakukan tes lari jauh 1000 meter untuk putri dan 1200 meter untuk putra? Lari 1000 meter untuk siswa putri dan 1200 meter untuk siswa putra adalah tes yang dilakukan untuk mengukur daya tahan jantung dan paru. References Pertanyaan Lainnya1Yang Bukan Termasuk Teknik Dasar Dalam Permainan Sepak Bola Adalah?2Al Muqaddim Jika Ditulis Arab Adalah?3Kegiatan Yang Mencerminkan Implementasi Kedaulatan Rakyat?4Jelaskan Cara Menerapkan Kejujuran Di Rumah?51 4 Kilo Sama Dengan Berapa Gram?6Diantara Nabi Berikut Ini Yang Menerima Suhuf Adalah?7The Travelers and a Tree?8Renang Gaya Bebas Termasuk Olahraga Jenis?9Dibawah Ini Bukan Tata Tertib Di Kolam Renang Adalah?10Musik Instrumental Adalah Sajian Musik Yang Dalam Penyajiannya Hanya Menggunakan?

bagaimana teknik penilaian tes angkat badan